PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL VS MIRISNYA
KONDISI ANAK INDONESIA:
Ada apa dengan tanggal 23 Juli?
Nampaknya sebagian masyarakat ada yang belum mengetahui bahwa pada tanggal
tersebut ditetapkan sebagai Peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Peringatan HAN
ini sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
1984 pada 19 Juli 1984. Peringatan HAN ini seharusnya mendorong kita yang
memiliki status sebagai mahasiswa dan merupakan bagian dari rakyat Indonesiauntuk
semakin peduli terhadap anak-anak di seluruh pelosok negeri ini, membantu
meningkatkan kesejahteraannya, memenuhi hak-haknya dan meningkatkan
kesadarannya terhadap kewajiban juga tanggung jawabnya.
Tapi sayangnya, di Indonesia masih
banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran hak anak, misalnya saja kasus-kasus
kekerasan dan pelecehan seksual pada anak. Selain itu, banyak anak-anak di
pelosok negeri ini yang belum dapat pendidikan secara layak. Bahkan, banyak
anak-anak yang masih berkeliaran di jalanan, yang tidak bisa menikmati
pendidikan sama sekali, bahkan untuk mendapatkan sesuap nasi pun sulit rasanya.
Sungguh sangat miris ! Sudah saatnya kita sebagai mahasiswa yang merupakan
garda terdepan pergerakan peduli terhadap kondisi anak-anak di negeri ini.
Dikutip dari : (Imilsurimil, 2014)
QUOTES :
1.
“Siapapun yang
mengasuh dengan kekerasan dan otoriter terhadap anak, budak, atau siapapun,
maka kekerasaan itu akan mendominasi jiwanya. Jiwanya akan merasa sempit dalam
menghadapinya. Ketekunannya akan sirna, dan menyeretnya pada kemalasan, dusta
dan perbuatan keji. Mereka akan menampilkan diri dengan gambar yang berbeda
dengan hatinya, lantaran takut ayunan tangan yang akan mengasarinya” (Ibnu
Khaldun).
2.
“Anak adalah
harta yang berharga bagi orang tua, anak dapat merubah dunia orang tua menjadi
lebih baik dan berharga, setiap orang tua selalu menjadikan anak nomor satu di
kehidupannya entah itu dipekerjaan atau disegala kegiatan mereka, dan anak-anak
selalu dijaga oleh setiap orang tua karena anak adalah satu-satunya harta yang
mereka miliki. Anak adalah perhiasan orang tua yg tidak ada nilainya, anak akan
selalu membuat orang tua merasa bangga” (Ika Puti)
3.
“Kematian
tidak akan menjadi akhir jika kita dapat hidup pada diri anak-anak kita dan
generasi muda. Untuk mereka adalah kita, tubuh kita hanyalah daun yang layu
pada pohon kehidupan” (Albert Einstein)
4.
“Seribu
orang tua pernah bermimpi bahwa kelak akan ada seorang anak kecil lahir yang
dapat mengubah dunia”(NN)
5.
“Kita
mengajarkan disiplin untuk giat, untuk bekerja, untuk kebaikan, bukan agar
anak-anak menjadi loyo, pasif, atau penurut” (Maria Montessori)
6.
“Tugas dan
pendidikan ialah mengusahakan agar anak tidak mempunyai anggapan keliru bahwa
kebaikan sama dengan bersikap loyo dan kejahatan sama dengan bersikap giat” (Maria
Montessori).
INILAHBEBERAPA AKSI MEREKA YANG PEDULI
DENGAN HARI ANAK NASIONAL :
1. Pemerintah
Kota Madiun mengajak ribuan anak di Madiun untuk menari “Kodok Ngorek” secara
bersama-sama dengan menggunakan kostum kodok.
2. Wali
Kota dan masyarakat depok melakukan nonton bareng sebuah film yang menceritakan
tentang perjuangan anak-anak di tanah timur.
3. Sebuah
situs pencarian di internet memasang mainan tradisional anak-anak berupa
“Congklak” di tampilan halaman situsnya sebagai wujud peringatan terhadap HAN.
4. Masyarakat
Yogyakarta melakukan berburu mainan tradisional anak dan mengunjungi museum anak.
Itu adalah segelintir hal yang bisa
dilakukan untuk membuat anak-anak yang merupakan penerus bangsa menjadi lebih
baik, kita sebagai seorang mahasiswa sudahkah peduli dengan hal tersebut? Jika
belum mulailah dari sekarang melalui hal kecil yang sederhana namun mengena bagi
mereka J
#HariAnakNasional2014
#PengmasLEMFKUII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar